Rabu, 07 Januari 2015

Angka Keberuntungan

Angka Keberuntungan dalam Numerologi Cara mencari angka: Setiap tanggal, bulan, dan tahun dikonversikan menjadi satu digit. Setelah itu digit tanggal, bulan, dan tahun dijumlahkan. Misalnya lahir pada: 4 Agustus 1994, maka hasilnya adalah 4 (tanggal) + 8 (bulan) + 5 (tahun: 1+9+9+4=23) = 17 = 8. Sesudah itu baca analisanya : 1. Keberuntungan selalu menyinari hari-hari kamu, di saat kamu tidak mengharap atau menduganya. Biasanya tepat pada saat kamu memerlukannya. Namun, kamu tidak pernah terlalu tergantung kepadanya. Ini yang menyebabkan mengapa keberuntungan ini selalu menyertai kamu. 2. Kamu cenderung berpikir semua orang lebih beruntung dibanding kamu, tapi jika kamu mendapat restu dan dukungan dari orang lain, boleh dikata hampir tak ada yang tidak bisa kamu lakukan. 3. Kamu bisa menjadi makmur dalam semua bidang kehidupan kamu, jika kamu mau bertahan cukup lama pada salah satu bidang dan mencoba menyelesaikannya. Ini merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan peluang yang paling nguntungin kamu. 4. Kamu percaya, setiap orang punya rezeki sendiri-sendiri, tapi kamu adalah orang yang pertama mengenali keberuntungan yang mendatangi kamu. Biasanya dalam bentuk suatu hubungan cinta, terutama pada hubungan cinta yang sudah jadi. 5. Pintu keberuntungan menuju cinta sejati dan karir yang baik baru akan terbuka untuk kamu jika kamu mengurangi dan berhenti berusaha terlalu keras untuk nyenengin semua temen kamu. 6. Kamu mungkin tidak merasa beruntung dalam hubungan cinta, tapi kamu cukup beruntung dikelilingi orang-orang yang bener-bener nyayangin kamu. 7. Keberuntungan ikut berperan dalam keajaiban kecil yang kamu alami. Terutama dalam hal cinta dan keuangan. Kamu akan menemukan keduanya saat menindaklanjuti sebuah pertemuan. 8. Hanya jika kamu mengambil keputusan dengan hati dan juga dengan otak, keberuntungan akan mendatangi kamu dalam bentuk karier dan uang. 9. Dewi keberuntungan selalu bersahabat dengan kamu, memberi kamu kekuatan untuk menarik hampir semua orang yang kamu inginkan dalam hidup ini. Kamu menjadi pembawa keberuntungan bagi teman-teman dekat kamu. Angka 1: Melambangkan sifat Matahari, ego, bijaksana, memimpin, pionir, ide Angka 2: Melambangkan sifat Bulan, pengatur, teliti, tekun, temperamen Angka 3: Melambangkan sifat Venus, cinta, artistik, romantis, pengertian Angka 4: Melambangkan sifat Bumi, sabar, telaten, kreatif, cekatan Angka 5: Melambangkan sifat Mars, berani, libido, pantang menyerah Angka 6: Melambangkan sifat Asteroid, rajin, pandai, tanggap Angka 7: Melambangkan sifat Yupiter, petualang, ingin tahu Angka 8: Melambangkan sifat Saturnus, Hemat, ahli strategi Angka 9; Melambangkan sifat Uranus, penyayang, perhatian, pandai bergaul Angka dalam kelompok talenta bisnis : 2, 4, 8, angka khusus (11,22) Angka dalam kelompok talenta seni : 3,6,9 Angka dalam kelompok talenta sains : 1,5,7 Angka 13 Dari sekian banyak angka, urutan, angka 13 memiliki nasib paling tidak enak. Angka ini dikenal sebagai angka pembawa sial bagi orang-orang yang kebelulan memilikinya, tidak soal apakah mereka percaya atau tidak. Di mana pun angka ini berada ia dianggap akan membawa kesialan. Jika angka tiga belas pada nomor rumah, disebutkan akan selalu menimbulkan kerugian bagi para pemiliknya, misalnya terbakar, kecurian, sasaran perampok, perselisihan rumah tangga, menimbulkan penyakit bagi para penghuninya, dan akan dijadikan tempat roh-roh halus yang jahat. Jika angka tiga belas pada nomor kendaraan, disebutkan akan selalu menimbulkan kerugian bagi para pemiliknya, misalnya membawa kesialan dan petaka (tabrakan, kecelakaan, selalu mogok pada saat dibutuhkan, dan lain sebagainya). Jika angka tiga belas pada nomor kamar hotel, disebutkan kamar hotel ini tidak akan membawa ketentraman, karena aka selalu didatangi oleh roh halus yang mengganggu para penghuninya. Jika angka tiga belas pada gedung, disebutkan akan selalu menimbulkan kerugian kepada para penghuninya, seperti kebakaran, dan jika itu gedung perkantoran maka para penyewa di gedung tersebut tidak akan pernah menglami kemajuan dalam usaha. Angka 9 Mungkin angka 9 untuk banyak orang adalah angka yang paling memiliki aura keberuntungan yang terbesar. Angka ini dipercaya akan selalu membawa keberuntungan bagi para pemiliknya. Untuk bangsa Cina, angka sembilan ini disebut pembawa hoki karena logikanya menurut mereka, angka tersebut merupakan angka terbesar sebelum Nol sebagai angka yang nihil. Sama seperti angka tiga belas, angka sembilan pun dapat berada pada berbagai macam benda yang dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Angka ganjil Dalam mitos kehidupan bangsa di mana pun angka ganjil lebih banyak bermakna dibanding angka genap. Angka ganjil dipercaya membawa keberuntungan dan sekali lagi ini dapat dibuktikan dari sekian banyak kepercayaan baik itu yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, atau Khong Khu Chu. Hampir semua agama memiliki hitungan favorit adalah angka ganjil. Untuk bangsa Cina hampir dapat dipastikan memiliki angka ganjil pada benda-benda yang dimiliki, contohnya nomor plat kendaraannya, nomor toko, nama restoran, dan lain sebagainya. Angka mistik Sebenarnya istilah ‘mistik’ dibuat oleh para penggemar judi. Maknanya angka yang dimilikinya dapat memiliki arti lain, sehingga jika seorang penjudi mendapatkan isyarat atau kode untuk memasang suatu angka, maka ia akan memperjuangkan angka mistiknya. Itu biasanya dilakukan untuk menjaga kemungkinan yang akan terjadi dari angka yang dipertaruhkannya. Contoh angka sebenarnya dan dengan angka mistiknya: 1=0 2=5 3=8 4=7 5=2 6=9 7=4 8=3 9=6 0=1 Lihat pula angka-angka berikut: ANGKA 1 • Planet: Matahari, warna: kuning, oranye, emas, merah, batuan: topaz, amber, selaras dengan: 1, 4, 7, kurang selaras dengan: 6, hari keberuntungan: Minggu. • Kepemimpinan, daya pikir, selalu menonjol, ingin maju dengan ide-ide segar, susah didekati, bercita-cita tinggi, takut gagal, semangat tinggi, cepat mengambil keputusan, egois, selalu merasa kesepian, sering kali sombong, sok penting, tidak mau disalahkan, tidak mau toleran, senang menghakimi orang lain, individual, kreatif, ambisius, aktif, dominan, agresif, lebih mementingkan dan memperhatikan karir atau aktivitas ketimbang hubungan pribadi. • Kata kunci: tekad kuat, mempunyai tujuan, berani, tulus, agresif, teguh hati, cinta kasih. • Makna positif dan negatif: kreativitas, orisinalitas, angkuh, egosentris, kurang pertimbangan. • Arah: melalui aktivitas fisik, penggunaan ide-ide kreatif. • Karir: periset ilmiah, politisi, pengamat politik, penemu, desainer, teknisi, penjelajah, pemadam kebakaran, penjualan, rekayasa, penerbangan, penulisan, berbicara, otomotif, promosi penjualan. • Kesehatan: kepala, paru-paru, mata, tekanan darah, jantung. • Harus belajar menjadi seorang perintis dan tidak ragu-ragu dalam menangani hal yang tidak biasa. Harus kreatif dengan menemukan hal-hal baru. Tidak bisa bekerja dengan baik di bawah perintah orang. Harus menjadi pimpinan. Bersifat individualis dalam pemikiran dan tindakan. Harus mengembangkan kemampuan eksekutif, kesungguhan, dan pandangan luas sehingga bisa berhasil sebagai manajer. ANGKA 2 • Planet: Bulan, warna: hijau, jingga, krem, batuan: mutiara, jade, moonstone, selaras dengan: 2, 4, 7, 8, kurang selaras dengan: 5, hari keberuntungan: Senin. • Pemalu, introver, cenderung menyukai kesenangan, mudah terombang-ambing, supel, gampang didekati, menyenangkan, senang mendengarkan cerita, sering frustrasi karena takut membuat pilihan, kebanyakan menerjuni dua jalur karir yang berbeda, sangat mudah bimbang dan khawatir, intuitif, sensitif, mood tidak stabil, emosi mudah bergejolak, romantis, pemimpi, pecinta kedamaian, lebih berkaitan dengan pikiran ketimbang tindakan, menawan, lembut, pasif, artistik, tidak terlalu antusias, bisa berubah-ubah, humoris, penghibur. • Kata kunci: keseimbangan, kerja sama, konstruktif, pertimbangan, tenang, nrimo. • Makna positif dan negatif: berlawanan, kontras, dualitas, pasif, berupaya mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup, kurang percaya diri. • Arah: keberhasilan melalui kerja sama tim. • Karir: industri kesehatan, guru, negosiator, komunikasi, musik, lukis, tari, ahli perpustakaan, sekretaris, auditor, ahli statistik. • Kesehatan: otak, solar plexus, sistem saraf, pencernaan. • Harus mengembangkan taktik dan diplomasi. Daya tarik harus terhadap kelompok dan masyarakat agar pandai bergaul. Sukses tergantung atas bantuan kepada orang lain. Pembuat perdamaian dan penengah alami. ANGKA 3 • Planet: Yupiter, warna: ungu, lila, mauve, kuning batuan: kecubung, selaras dengan: 3, 6, 9, kurang selaras dengan: 4, 8, hari keberuntungan: Rabu. • Memiliki kreativitas, imajinasi, bakat seni, kecakapan dalam berbagai bidang, berjiwa bersih, materialistis, gaya hidup mewah, periang, bukan pendendam, supel, tidak mudah ditebak, menarik, pandai, menghibur, ingin selalu memanfaatkan kelebihan diri bagi orang lain, suka menggunakan aji mumpung, bekerja setengah-setengah, sensitif, keberuntungannya besar, dermawan, energik tetapi sering membuang-buang energi, disiplin, berbakat, sering sukses dalam bidang pilihannya, kesadaran besar, mandiri, senang memegang kendali, suka memerintah orang. • Kata kunci: energi, ekspresi diri, intelektualitas, kecerdasan, pesona persuasif, keberhasilan, beraneka kepandaian. • Makna positif dan negatif: sikap sosial, mengobati, iri hati, kurang berpikir, terburu-buru, tidak sabar, tidak konstan, menghabiskan energi. • Arah: keberhasilan melalui peningkatan bakat kreatif. • Karir: musisi, jurnalistik, periklanan, penghibur, penulis, pembicara publik, kritikus, seniman, periklanan, aktor, pengacara, salon, ahli kesehatan, ahli gizi, dekorator, usaha kemasyarakatan. • Kesehatan: kulit, stres. • Harus belajar mengekspresikan diri dengan baik. Harus kreatif. Intuitif, akan berhasil dalam pekerjaan mental. Memiliki rasa humor. ANGKA 4 • Planet: Uranus, warna: biru, abu-abu, hijau batuan: safir, selaras dengan: 1, 4, 7, 8, kurang selaras dengan: 5, hari keberuntungan: Minggu. • Praktis, stabil, bisa diandalkan, pandai berorganisasi, kaya pengalaman hidup, senang kerja keras, setia, berdedikasi, serius, kurang percaya diri, teliti, terlalu melindungi diri (over protective), cenderung posesif, kepribadiannya sulit dipahami, berterus terang, ekstrover, mantap, sering melihat segala sesuatu dari sudut pandang berlawanan, tampak seperti pembangkang, tidak konvensional, jarang tertarik dengan materi, sulit berteman, kemungkinan terisolasi. • Kata kunci: praktis, bisa mengendalikan diri, tabah, penuh kesadaran, setia. • Makna positif dan negatif: mapan, stabil, disiplin, rutinitas, konstruktif praktis, bisa diandalkan, kokoh, keras kepala, lamban, mencemooh kehidupan. • Arah: pekerjaan yang mengandalkan ketelitian dan jalan pikiran yang jernih. • Karir: arsitek, petani, kontraktor, teknisi, mekanik, penjahit, juru gambar, ahli listrik, guru, pembukuan, akuntan, usaha kecil, bekerja sendiri. • Kesehatan: perut, sakit kepala, leher, bisul. • Harus belajar untuk praktis, merendah, bisa diandalkan, konservatif, mengerjakan perintah. ANGKA 5 • Planet: Merkurius, warna: abu-abu, putih, biru, batuan: permata, selaras dengan: 3, 5, kurang selaras dengan: 4, hari keberuntungan: Rabu. • Energik, terbuka, berdaya guna, produktif, senang bertualang, tidak sabaran, haus akan pengalaman, selalu ingin mencoba sesuatu, tertantang, supel, enak diajak ngobrol, dinamis, pandai bersilat lidah, karakternya sulit ditebak, tidak cepat puas diri, teman bersantai yang menyenangkan, membosankan karena terlalu aktif, berpikiran sempit, senang berargumentasi, mudah terombang-ambing, mood tidak stabil, sering berselisih, mudah bosan, riang, sensual, suka cita, impulsif, berpikir cepat, emosional, pandai berspekulasi, mudah bangkit dari kegagalan, mudah berteman. • Kata kunci: petualangan, aspirasi, kebebasan, kepercayaan, perubahan, beraneka kepandaian, sensualitas, seksualitas, gairah. • Makna positif dan negatif: suka berteman, mampu menyesuaikan diri, beraneka kepandaian, pemikir, kepuasan diri, kenikmatan fisik, mementingkan diri sendiri, tidak stabil, tidak bertanggung jawab, terlalu mementingkan kepuasan diri, kurang disiplin diri, kurang bermoral. • Arah: keberhasilan melalui proyek dan wiraswasta, pengelana. • Karir: media, komunikasi, salesman, periklanan, ahli diagnostik, psikolog, penulis, personalia, detektif, guru, promotor, obat-obatan. • Kesehatan: hati, ginjal, ancaman kecelakaan, insomnia, kerusakan mental. • Harus belajar agar menjadi berbakat, perlu mengikuti lebih dari satu usaha, ingin bebas bepergian, mencoba hal baru, membuat perubahan. ANGKA 6 • Planet: Venus, warna: biru, nila, batuan: emerald, selaras dengan: 3, 6, 9, kurang selaras dengan: 1, 8, hari keberuntungan: Jumat. • Romantis, cinta damai, tipe rumahan, sangat mengutamakan keluarga, dermawan, penuh cinta kasih, menyukai benda seni, senang berkreasi, melukis, menulis, berimajinasi, kreatif, bisa dipercaya, keras kepala, pantang menyerah, idealisme, selaras. • Kata kunci: bertanggung jawab, bisa diandalkan, integrasi, berorientasi pada keluarga, baik hati, simpatik, suka membantu orang lain. • Makna positif dan negatif: berkaitan dengan rumah tangga, senang mengurus rumah, pengobatan, keras kepala, terlalu melindungi diri, naluri untuk mencampuri urusan orang lain. • Arah: pekerjaan yang berkaitan dengan pendidikan. • Karir: musisi, sastrawan, artis, desainer interior, konsultan perkawinan, perawatan, pengajaran, masak, pekerja sosial, rumah sakit, pendeta, agen makanan, pekerja sosial, pembuat pakaian, dekorator, seniman, musisi, petani, mebel, pelukis, dokter. • Kesehatan: masalah sirkulasi darah, jantung, tenggorokan, ginjal. • Berkenaan dengan pendidikan, rumah, keluarga, melayani orang, memberikan nasehat. ANGKA 7 • Planet: Neptunus, warna: hijau, ungu, batuan: moonstone, selaras dengan: 1, 2, 4, 7, kurang selaras dengan: 9, hari keberuntungan: Senin. • Intelektual, filosofis, imajinatif, penyendiri, bertalenta fisik, senang tinggal di dekat perairan, tertarik mistik, menyukai lingkungan yang tenang, suka hal alamiah, muak oleh hal yang dibuat-buat, memahami kejiwaan, senang mempelajari budaya asing, terus mencari dan berbagi ilmu pengetahuan, melibatkan pemikiran yang mendalam, kurang praktis, suka berahasia, sulit didekati, tergantung mood, sangat berhati-hati dalam pergaulan, mempunyai pandangan spiritual, tidak tertarik materi, intuisi tinggi, mempunyai pengaruh misteius terhadap orang lain, introver, pemikir, gemar melakukan perjalanan, suka lautan, anggun, beradab, sopan. • Kata kunci: misteri, introspeksi, intelektual, sensitif, berfilsafat, keras, menyendiri. • Makna positif dan negatif: berkaitan dengan mistis, kebijaksanaan, upaya mengejar ilmu, penuh rahasia, menyukai kesunyian, mengemukakan ketidaksenangannya secara langsung. • Arah: pemikiran intelektual, filsafat, riset ilmiah, meneliti dunia klenik. • Karir: ilmuwan, pustakawan, perdagangan buku, komposer, penulis, pendidik, ilmuwan, pengacara, guru, organisatoris, floris, keagamaan, pengobatan, hukum, penemuan, media massa. • Kesehatan: limpa, gugup, mudah depresi, ginjal, sistem pembuangan. • Harus memilih pekerjaan spesialisasi, memiliki waktu sendiri untuk belajar, bermeditasi, dan berkumpul dengan kekuatan alam. ANGKA 8 • Planet: Saturnus, warna: hitam, ungu, putih susu, batuan: ruby, kecubung, selaras dengan: 2, 4, 8, kurang selaras dengan: 3, 6, hari keberuntungan: Sabtu. • Ambisius, penuh semangat, tabah, menghargai orang, sangat vokal, senang beropini, memiliki loyalitas tinggi, sangat realistis, hidupnya teratur, selalu mencoba, tidak bisa berpikir logis, cenderung arogan, keras kepala, ekstrem dan tidak mengenal belas kasihan, kemauan keras, individualistis, tampak dingin. • Kata kunci: materialisme, kekuasaan, keberhasilan, pengaruh, pengertian, praktis, kemampuan berorganisasi, ambisi. • Makna positif dan negatif: berkaitan dengan keberuntungan, kepala dingin, penuh perhitungan, komersialisme, ambisi, tidak hati-hati, tidak sabar, tidak memiliki toleransi, suka memerintah, tidak peka. • Arah: kejujuran dalam bisnis sangat penting. • Karir: bisnis, hukum, perbankan, akunting, broker, analis karakter, ahli bedah, penasehat keuangan, bisnis umum, olahraga, real estate, penerbitan, pemerintahan. • Kesehatan: mata, usus, kulit, gigi, rematik • Harus belajar menjadi penyelenggara, bersifat praktis, efisien, penilai sifat. ANGKA 9 • Planet: Mars, warna: merah, batuan: bloodstone, selaras dengan: 3, 6, 9, kurang selaras dengan: 7, hari keberuntungan: Selasa. • Tinggi rasa kemanusiaannya, sangat dewasa, bijak, sangat menentang ketidakadilan, sensual, mudah menarik perhatian lawan jenis, supranatural, penuh kasih sayang, menggairahkan, sangat sensitif, tidak mudah memberi maaf, cenderung posesif, mudah tegang, senang bercanda, sangat perhatian, pantang menyerah, aktif, penuh kemauan, biasanya berhasil setelah bersusah payah, suka bertengkar, berani, rasa persaudaraan. • Kata kunci: humanitarisme, filantrofi, kasih sayang, pengertian, idealisme, romantis. • Makna positif dan negatif: berjiwa besar, berpandangan luas, idealis, romantis, simpati, niat baik, tidak benar-benar mahir untuk tiap bidang, impulsif, kurang disiplin, cenderung mudah beralih perhatian dan kehilangan konsentrasi. • Arah: kepuasan dalam melayani orang lain dan memberikan kebahagiaan kepada sesama. • Karir: dokter, pekerja sosial, bidan, dokter hewan, pelestari lingkungan, seni visual, pendidik, seniman, musisi, penyembuh, penulis, pembaharu, misionaris, dokter, pekerja sosial, kesehatan. • Kesehatan: saluran kencing, alat reproduksi, bisul. • Harus belajar menjadi humanitarian, agar tidak memikirkan diri sendiri, tidak mengharapkan apapun sebagai imbalan, belajar ramah, simpatik, toleran, sensitif. ANGKA 11 Idealis, inspirasional, berhasil sebagai dosen, pendeta atau penasehat spiritual, dikaruniai banyak bakat. Lebih bersinar dari angka 2. Bidang pekerjaan: diplomat, sutradara film, pengarang, kritikus, penulis, seniman, ahli pertelevisian, ahli penerbangan, ahli periklanan, perlistrikan. ANGKA 22 Gabungan angka 11 dan angka 4. Berkemampuan memimpin, akan berhasil sebagai negarawan, diplomat, eksekutif perusahaan, penyelenggara, direktur, duta besar, analis, penjelajah, ahli keuangan, atlet, promotor. *Angka-angka ini berlaku pula untuk tanggal kelahiran, asalkan dijumlahkan menjadi satu digit.

Gerakan Sholat

Sholat yang telah Kita lakukan selama ini tentu bukan sekedar kewajiban, namun juga merupakan kebutuhan untuk jiwa kita. Merupakan sarana agar kita dapat menjalin hubungan dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik itu semua, terdapat filosofi yang luar biasa dari gerakan- gerakan sholat yang Kita lakukan sehari- hari. 1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir) Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul Ihram sebagai starting point sholat, simbol starting perjalan hidup. Bermakna penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya kita ada dan karenaNYa kita melakukan perjalanan hidup. 2. Berdiri (Gerak Perjalanan) Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena jika duduk dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial juga harus ditegakkan. Sebagai mana sabda rosulullah : “Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ ditegakkan oleh sholat)”. Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala hukum dan kehendak Allah. Kedua tangan mendekap ulu hati, simbol bahwa hati harus selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup. 3. Rukuk (Penghormatan) Mengenal Allah melalui hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam- macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi, Rosul, dll. Ini merupakan bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu. Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika itu semua ciptaan Allah dan dengan para UtusanNya, kita tahu tujuan hidup serta cara mengisi kehidupan ini agar selamat. 4. Itidal (Puja- puji pada Allah) Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah, maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati akan menjalani menjalani hidup ini sesuai Kehendak Allah. 5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah) Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi, maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada atas segala kuasa dan kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita. Sujud pertama merupakan penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/hati/jiwa kita. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud dengan doa : “Rabbighfirli (ampuni aku), warhamni (sayangi aku), Wajburni (cukupkanlah kekuranganku), warfa’ni (tinggikanlah derajadku), warzuqni (berilah aku rezeki), wahdini (tunjukilah aku), wa’fani (sehatkan aku), wa’fu’anni (maafkan aku). Sujud kedua merupakan pernyataan pengagungan Allah secara lebih personal antara makhluk dengan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan. Dan pada waktu itu juga, kita dianjurkan untuk memanjatkan doa dalam sujud kita yang panjang 6. Duduk diantara 2 Sujud (Permohonan) Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan denganNya, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah. 7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar Tahap pemantapan, karena perjalanan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa, maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh, yaitu dengan Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar, memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan ruh hamba-hamba sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah dan melalui ajaranya kita dibimbing ke jalanNya, serta menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi (Ibrohim) yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Setan dan Jin agar kita dapat tetap istiqomah dan berhasil mencapai Allah. 8. Salam Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama- sama melakukan perjalanan dalam hidup ini (aspek kemasyarakatan). Menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi. Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan.

Roh

9 Ruh Manusia Roh adalah bagian dari tubuh kita yang tidak dapat dihindari keberadaanya bahkan Allah SWt pun berfirman pada "surat Al-isra'17 ayat 85 yang artinya dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. katakanlah roh itu termasuk urusanku. dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" dengan pengetahuan ini yang telah dilakuakan pengkajian dari dahulu secara sangat sangat mendalam oleh nenek moyang kita ternyata memang tubuh manusia itu terdiri dari 9 roh dan mereka memiliki fungsi dan tugas nya masing masing berikut pengenalan tentang roh 1. Roh idhofi atau dalam bahasa kejawen sering disebut dengan roh ilafi/ilofi : Alam tinggal roh idhofi ini adalah nur (cahaya) yang terang benderang dan sangat sejuk. roh idhofi adalah roh central atau pusat dalam tubuh manusia roh ini yang memiliki peranan paling besar/penting dan roh inilay yang memerintah dari ke 8 roh lainya makadari itu roh idhofi diberi julukan "johar awal suci" roh inilah yang membuat manusia hidup. roh idhofi adalah roh sumber dari 8 roh lainya bila mana roh idhofi ini keluar dari raga manusia maka dapat dipastikan roh yang ke 8 akan ikut serta keluar dari raga dan kejadian inilah yang disebut Kematian maka dari itu roh idhofi disebut "Nyawa" namun bila kebalikanya yaitu ke 8 roh keluar dari tubuh kita namun 1 roh(Idhofi) tetap tinggal dalam raga dapat dipastikan manusia masih bisa hidup namun pasti saja memiliki kekurangan dikarenakan 8 fungshi yang mengatur tubuh kita hilang. 'bagi seseorang yang mempunyai tingkat ilmu kebatinan tinggi dapat menjumpai wujud dari roh idhofi ini. wujud dari roh idhofi tidak jauh berbeda dengan tubuh kita dari rupa, suara, tingkah dan segala sesuatunya persis seperti wujud kita sendiri yang memiliki (tidak ada yang berbeda) sifat inilah yang membedakan roh idhofi berbeda dengan roh lainya 2. Roh Rabbani : Alam tinggal roh ini dalam nur (cahaya) berwarna kuning diam tak bergerak. sifat roh rabbani ini tidak mempunyai kehendak apa apa. memiliki ketentraman hati. dan tubuh tidak merasakan apa apa. karena roh ini tidak memiliki hawa nafsu maka roh ini sering dipergunakan para kaum supranaturalis sebagai titik acuan dalam semedi /bertapa. untuk mencapai ketenangan dan penyatuan dengan alam 3. Roh Rohani : roh ini yang mengendalikan hawa nafsu manusia. roh ini mimiliki 2 sisi kehendak yang berbeda. roh yang membuat kita sering merasakan kadang menyukai sesuatu hal. dan kadang tidak menyukai hal tersebut (membenci). roh ini pun yang memiliki pengaruh akan perbuatan baik dan buruk roh ini pun menemoati 4 jenis nafsu yaitu 1. Nafsu luwama (aluamah) 2.Nafsu Amarah 3.Nafsu Supiyah 4.Nafsu mulamah (mutmainah). jika roh ini meninggalkan tubuh manusia maka manusia makan manusia tidak akan mempunyai nafsu lagi. bilamana manusia mampu menguasai roh ini maka ia akan hidup dalam keilmuan. roh ini memiliki sifat mengikuti penglihatan. apa yang kita pandang apa yang kita lihat disitulah roh rohani berada. untuk melihat / menjumpai roh ini kita akan menjumpai terlebih dahulu melihat macam macam nur (cahaya) seperti kunang kunang. setelah cahaya tersebut hilang barulah kita dapat menjumpai roh ini 4. Roh Nurani : roh ini membawa sifat terang. karena roh inilah manusia bisa merasakan suatu petunjuk yang menuntun dan keterangan dalam hati & pikiran. bilamana roh nurani meninggalkan tubuh maka orang tersebut akan merasakan gelap nya hati dan fikiran. roh Nurani menguasai nafsu mutmainah yang menonjol yang dapat mengalahkan nafsu lainya sehingga membawa kebaikan yang terjaga. hati terasa tentram, prilaku baik dan terpuji, air mukapun akan terlihat bersinar (bercahaya) tidak banyak berbicara, tidak ragu dalam mengambil keputusan, serta tidak mengeluh jika ditimpa kesusahan/musibah. bagi yang bisa menguasai roh ini semua perkara, suka, duka akan dipandang sama rata 5. Roh kudus : biasa dikenal dengan sebutan roh suci. roh ini membawa pengaruh sifat welas asih pada semua makhluk. tidak segan memberi pertolongan dan berbuat kebajikan serta mempengaruhi perbuatan amal ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya 6. Roh Rahmani : Roh diberi nama yang mengambil dari kata "Rahman" yang artinya pemurah. karena roh ini memiliki sifat pemurah sukan memberi dan bersifat sosialitas 7. Roh Jasmani : pemahaman sifat kerja roh ini sering diterapkan dalam ilmu pengobatan dikarenakan roh inilah yang mengatur seluruh sistem peredaraan darah, urat syaraf pada manusia. karena roh inilah kita memiliki rasa sakit, cape, segar, roh inipun memiliki nafsu amarah dan nafsu hewani nafsu inilah yang membuat kita malas, menyuakai hubungan badan, serakah, dan ingin dimengerti sendiri. salah satu tantangan seseorang mempelajari ilmu kebatinan untuk mencapai taraf supranatural yang paling utama adalah menundukan sifat roh jasmani ini dalam tubuh. karena tanpa terlebih dahulu menundukan sifat roh ini maka tidak akan mampu menguasai ilmu kebatinan tingkat tinggi yang selalu terhalang ileh rasa sakit malas dan sebagainya 8. Roh Nabati : roh ini yang mengendalikan perkembangan pertumbuhan pada tubuh 9. Roh Rewani : roh inilah yang menjaga tubuh kita. bila roh ini keluar dari tubuh maka kita akan tertidur. dan apa bila roh ini kemabli dari tubuh maka kita akan kembali terbangun. jika sesorang tertidur bermimpi dengan Arwah seseorang. maka roh rewani dari orang yang bermimpilah yang menjumpainya. jadi mimpi tersebut adalah hasil kerja roh rewani yang mengendalikan otak manusia. pergi dan keluarnya roh rewani pun yang diatur oleh roh idhofi. begitupunn degan roh yang lainya masih tetap dalam kekuasaan roh idhofi.

Kamis, 25 Desember 2014

Wedjangan Kanggo Bongoso Djowo :

Wedjangan kanggo mangerteni marang kuwasaning Gusti. Nyiptakake ukuming agomo Kedjawen kang ono wolong perkoro, kanggoning bongoso Djowo. ----------------------------------

1. Kedjawen: among Gusti engkang moho kuwoso, nyiptakake kahuripan sarto ukume kahuripan kanggone bongoso Djowo. Kang uwes katulis deneng: Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo. Wekasaning Gusti: Tresnoho marang kahuripan siro, bandjor tresnoho marang sak podho - podhoning urep.

2. Gusti engkang welas asih, lan moho kuwoso. Engkang kuwoso nyiptakake Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo kang diutos Gusti, ndjogo kahuripaning bongoso Djowo. Wekasaning Gusti: Ngelingono marang asal usol siro, odjo tumindak olo marang kahuripan siro. Semono ugo marang djalmo manungso.

3. Gusti engkang welas asih, lan moho kuwoso. Engkang kuwoso ngutos Hosoropolo. Kanggo maringi pangelingan marang bongoso Djowo, supoyo biso mangerteni marang udjuting roso. Wekasaning Gusti: tumindakho kang djudjor marang roso siro. Awet roso kuwi tjahyoning Gusti kang moho sutji. Kang manggon ono ing rogo siro, odjo diregetake.

4. Gusti engkang welas asih, lan moho kuwoso. Kang kuwoso nyiptakake sedulor papat. Supoyo bongoso Djowo biso mangerteni marang kuwasane, kang diparengake Gusti naliko iseh ing bumi sutji. Wekasaning Gusti: tumindakho kang betjek marang sedulor papat, kang asmone Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo.

5. Gusti engkang welas asih, lan moho kuwoso. Supoyo bongoso Djowo biso nyirnakake sengkalane kahuripan, kang katon ugo kang ora katon, kang tekane soko setan. Ugo marang kasengsarane sukmo yen uwes bali marang kuwasaning Gusti. Wekasaning Gusti: tumindakho kang nastiti, marang. Sengkalane kahuripan. Supoyo yen siro bali ono ing ngarsaning Gusti, sukmo siro biso sempurno.

6. Gusti engkang welas asih, lan moho kuwoso. Engkang kuwoso pareng dungo lan bohoso ngawi gaib, marang Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo, supoyo bongoso Djowo, biso mangerteni marang kuwasane sedulor papat, lan biso tjedak marang Gusti. Wekasaning Gusti: tumindakho kang sabar yen kahuripan siro ing bebayan. Gunakake kadegdayan siro, bebayan opo wahe bakal sirno soko kahuripan siro.

7. Gusti engkang welas asih, lan moho kuwoso. Engkang kuwoso pareng pangaksumo marang bongoso Djowo. Supoyo yen bongoso Djowo nduweni kesalahan, biso ngakoni, kesalahane marang kahuripane, lan nenuwon marang Gusti. Wekasaning Gusti: Tumindakho kang betjek, odjo nuruti angkoro murko, kang tekane soko setan. Awet kasengsaran kang teko kanggo kahuripaning siro. Kang bakal nyonggo, anak lan putu siro.

8. Gusti engkang welas asih, lan moho kuwoso. Engkang kuwoso nyempurnakake sak isine rogo kang ono ing kahuripaning bongoso Djowo, bali sempurno marang kahananing Gusti, kang moho kuwoso. Wekasaning Gusti: Tumindakho kang sempurno marang udjuting kahuripan. Budi, roso, pikiran, lan angen - angen. Awet Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo, kang bakal. mbarengi lan nyaksekake marang pisahe sukmo, lan rogo siro.

Wedjangan kanggo mangerteni marang kuwasaning Gusti. Nyiptakake kahuripan kang ono ing djagat iki. -------------------------------------------------------

1. Sak durunge langet lan bumi ono kang manggoni. Gusti kang luweh disek nyiptakake isine langet kang disebut: Mbulan, lintang, lan srengenge, kang dadi panunggune langet.

2. Bandjor Gusti nyiptakake kahuripan kang disebut: Tetanduran, kang dadi panunggune, bumi mulyo.

3 . Wedjangan kanggo mangerteni marang kuwasaning Gusti. Nyiptakake kahuripan marang sedulor papat -----------------------------------------------------

   Sak uwise Gusti nyiptakake kahuripan kang dadi panunggune bumi mulyo, kang disebut tetanduran. Bandjor Gusti nyiptakake kahuripan kang tekane soko angin, kang disebut molekat, kang dadi utusaning Gusti. Ndjogo kahuripan kang ono ing djagat iki. Semono ugo asmoning molekat kang tjatjahe ono papat.
1. Nduweni asmo: Djoborolo.
2. Nduweni asmo: Mokoholo.
3. Nduweni asmo: Hosoropolo.
4. Nduweni asmo: Hodjorolo.

4. Wedjangan kanggo mangerteni marang kuwasaning Gusti. Nyiptakake bumi sentoso. ------------------------------

   Sak uwise Gusti nyiptakake kahuripan, kanggone molekat kang tjatjahe ono papat. Bandjor Gusti nyiptakake bumi sentoso, ugo kang biso disebut suwargo. Kanggone kahuripaning molekat. Ugo kanggo kahuripaning Midodari kang dadi utusaning molekat, kang manggon ono ing bumi sentosane Gusti. Ugo kanggo kahuripane djalmo mengkone, yen sabdhoning Gusti kuwi uwes temurun kanggoning djalmo manungso. Kang bakal disampekake; Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo.

5. Wedjangan kanggo mangerteni marang kuwasaning Gusti. Nyiptakake setan kang disebut somoro bumi ugo anak lan putune. ------------------------------

   Sak uwise Gusti nyiptakake bumi sentoso kang dadi panggonane Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo ugo poro Midodari. Bandjur Gusti nyiptakake kahuripan kang asale soko geni yo kuwi rojone setan kang disebut; Somoro Bumi. Lan iki ugo biso disebut kahuripane djalmo setan kang wiwitan. Kang teko ndjogo kahuripan ono ing bumi mulyo kene, soko perintahing Gusti.

6. Wedjangan kanggo mangerteni marang kuwasaning Somoro Bumi. Nyiptakake bumi sentoso, ugo kang biso disebut neroko. -----------------------------------

Sak uwise Gusti nyiptakake setan kang asmone Somoro Bumi. Kang nduweni kuwoso sak uwise Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo. Bandjur Somoro Bumi ngetokake kuwasane nyiptakake bumi sentoso kanggo kahuripane djalmo, kang melu marang dalane Somoro Bumi ono ing bumi mulyo kene. Bandjor Gusti, nyiptakake djolomo kewan.

7. Wedjangan kanggo mangerteni ma rang kuwasaning Gusti. Nyiptakake djolomo monongoso djowo, kang wiwitan teko ngidak bumi mulyo kene. -----------------------------------------------

Sak uwise Gusti, nyiptakake langet lan bumi sarto isine. Bandjor teko sabdhoning Gusti kang keri dewe. Nyiptakake kahuripan kanggone djolomo monongoso djowo.
1. Budine kahuripan kang nunggu, Djoborolo.
2. Rosone kahuripan kang nunggu, Mokoholo.
3. Pikirane kahuripan kang nunggu, Hosoropolo.
4. Sukmane kahuripan kang nunggu, Hodjorolo.

Bandjor metu sabdhoning Gusti, kanggoning Djoborolo, Mokoholo, Hosoropolo, Hodjorolo, kanggo nulis sabdhoning Gusti, ono ing layang Djojobojo.

8. Wedjangan kanggo mangerteni marang kuwasaning Gusti. Nyiptakake kahuripan lan sak isine kang ono ing djagat iki. ------------------------------

1. Langet lan bumi.
2. Mbulan lintang srengenge.
3. Tetanduran.
4. Suwargo.
5. Molekat. Djoborolo,
6. Mokoholo,
7. Hosoropolo,
8. Hodjorolo.
9. Setan Somoro Bumi.
10. Somoro Bumi nyiptakake neroko.
11. Djolomo Kewan.
12. Djolomo monongoso djowo.

#layangDjojobojo

Selasa, 04 November 2014

Aksoro Jowo : Sejarah & Filsafat

SEJARAH, FILSAFAT AKSARA DAN KALENDER JAWA February 5, 2013 Sejarah Aksara dan Kalender Jawa selalu terkait. Kalau Kalender Jawa berdasarkan “Sangkan Dumadining Bawana” atau asal-muasal terciptanya alam semesta (makrokosmos dan mikrokosmos), sedangkan Aksara Jawa berdasarkan “Sangkan Paraning Dumadi” atau asal-muasal terjadinya hidup dan kehidupan (SOURCE SPIRIT ALWAYS OF LIFE). Aksara Jawa pertama kali diciptakan atau diperkenalkan oleh Mpu Hubayun pada tahun ± 911 SM (Sebelum Masehi). Dalam perjalanan sejarah pada tahun 50 SM (Sebelum Masehi) Prabu Sri Maha Punggung I atau Ki Ajar Padang I mengadakan perubahan pada Haksara dan sastra Jawa. Bertepatan tanggal 21 Juni 77 M oleh Prabu Ajisaka atau Prabu Sri Maha Punggung III melakukan kembali perubahan aksara dan kalender Jawa, dalam budaya Jawa ketika menghitung selalu dimulai dari angka nol (Das), sehingga Kalender Jawa kembali bermulai pada tanggal 1 Badrawarna (Suro) tahun Sri Harsa, Windu Kuntara adalah tanggal 1, Bulan 1, Tahun 1, Windu 1 tepat pada hari Radite Kasih (Minggu Kliwon) ditetapkan permulaan perhitungan Kalender Jawa, bertepatan tanggal 21 Juni 78 Masehi. Kalender Jawa memakai pedoman peredaran Matahari (Solar). Prabu Ajisaka adalah asli orang Jawa bukan dari India, serta memiliki banyak nama atau gelar, yaitu: Prabu Jaka Sangkala, Prabu Widayaka, Prabu Sindula, Prabu Sri Maha Punggung III, Ki Ajar Padang III. Salah satu petilasannya ada di Mrapen (Api Abadi) daerah Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Bukti kalau Ajisaka asli Jawa adalah : Pusaka yang diperebutkan oleh para Pembantunya (Punakawan) adalah Keris, sedangkan sampai detik ini diakui oleh seluruh dunia bahwa Keris adalah asli budaya Jawa,. Karena kalau seandainya Ajisaka dari India tentunya di India akan banyak ditemukan pusaka Keris yang kuno maupun yang baru. Para Pembantu (Punakawan) Ajisaka sebenarnya ada empat (4) orang, bukan dua (2) orang seperti yang selama ini dikenal orang dan kadang diajarkan di bangku sekolah. Dari nama-nama para pembantu (punakawan) Ajisaka ditilik dari bahasa menandakan asli bahasa Jawa Kuna atau Kawi. Sedang Nama-nama Pembantu (Punakawan) Ajisaka adalah : Dura : bacanya tetap pakai vokal “a”, karena kalau dibaca pakai vocal “O” artinya akan berubah jauh dan tidak ada keterkaitan atau tidak relevan (duro=bohong). Sedangkan dalam berbagai catatan sejarah bahasa dan sastra Jawa mulai banyak menggunakan vokal “O” pada masa sesudah abad 14-15 terpengaruh sastra Arab. Sedang kalau “Dura” (ra dibaca dengan vokal “A”) dalam bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam dari anasir air “ (Hidrogen), tetapi kalau “Dura” (ra dibaca dengan vokal “O”) artinya “bohong”. Sambadha : “badha” kalau dibaca dengan vocal “A” dalam bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam dari anasir api” (Nitrogen), tetapi kalau dibaca dengan vokal “O” (sembodho) artinya “mampu” dan tidak relevan atau tidak ada kaitannya dengan sangkan paraning dumadi maupun sangkan dumadining bhawana. Duga : “ga” kalau dibaca dengan vokal “A” dalam bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam dari anasir tanah” (Carbon), tetapi kalau dibaca dengan vokal “O” berarti “pangati-ati” (dugo-kiro) diartikan dalam bahasa Indonesia secara bebas berarti “peringatan & arahan” dan juga tidak relevan dengan sangkan paraning dumadi maupun sangkan dumadining bhawana. Prayuga : kalau dibaca dengan vokal “A” bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam dari anasir angin (Oksigen)” , tetapi kalau dibaca “prayugo” artinya “sebaiknya” dan juga tidak relevan dengan sangkan paraning dumadi maupun sangkan dumadining bhawana. Semua empat anasir tersebut adalah anasir alam yang ada pada alam semesta atau Jagad Gedhe atau Bhawana Ageng atau Makrokosmos, serta terdapat juga pada tubuh manusia atau Jagad Cilik atau Bhawana Alit atau Mikrokosmos. Sedang nama Ajisaka juga asli bahasa Jawa Kuna (Aji-Saka) yang berarti seorang Raja yang mengerti dan mempunyai kemampuan spiritual atau Raja-Pinandhita atau Pemimpin Spiritual. Dengan kata lain adalah seorang pemimpin yang ahli ilmu tata negara, bangsa, masyarakat (kehidupan), sekaligus menguasai tentang agama atau spiritual (hidup). Karena Aji artinya Raja, sedang Saka artinya tiang atau pedoman hidup. Aji Saka berarti seorang raja yang mengerti akan “Hidup” dan “Kehidupan”. Sehubungan hal tersebut, pada pasangan (sandangan) aksara Jawa ada simbol-simbol 4 anasir alam, antara lain : 1. Carbon atau Tanah disimbolkan dengan Pepet. 2. Hidrogen atau Air disimbolkan dengan Wulu. 3. Nitrogen atau Api disimbolkan dengan Soco atau Cecek. 4. Oksigen atau Angin disimbolkan dengan Layar. Di prasasti Candi Borobudhur atau SWAMBHA-BUDHURA, kira-kira pada abad 7-8 Masehi (Candi Borobudhur dibangun selama 104 tahun), Mpu Galian dan Mpu Gunadharma melakukan perubahan atau penyempurnaan kembali aksara Jawa. Aksara dalam Bausastra Jawa artinya “tulisan gambaring swara utawa wanda” kalau dialihkan dalam bahasa Indonesia berarti tulisan gambar dari suara atau penampilan. Sedangkan dalam bahasa Jawa Kuna aksara dari kata “hak & sara” yang berarti “darbeg-ing galih” arti bebas dalam bahasa Indonesia berarti miliknya hati atau suara hati. Selama ini makna atau filsafat aksara Jawa yang dipahami oleh masyarakat umum (terutama pada masyarakat pecinta budaya Jawa) banyak sekali dan sangat beragam, tetapi cenderung terkesan “gathuk mathuk” walau dari sisi ilmu sastra masih bisa diterima. Tetapi yang menjadi keprihatinan, seolah-olah meng-amin-i atau menguatkan pandangan minor dari masyarakat umum, terutama generasi muda dan orang-orang yang selama ini membenci budaya Jawa. Kalau budaya Jawa itu identik dengan gathuk-mathuk, gugon-tuhon, klenik, mistik dan apapun yang terkesan tidak rasional dan ilmiah. Padahal kalau kita pelajari budaya Jawa yang benar, ada kata kunci yaitu “kasunyatan lan tinemu ing nalar” atau dengan kata lain “ilmiah dan rasional. Contoh 1: Aksara Jawa Bahasa Jawa Bahasa Indonesia HA HAsal Dzat Hyang Suksma Jati nrangi. Asal mula dari Dzat Tuhan Roh-Jati yang menerangi. NA NAndho daya prana gung ametha. Menimbun daya nafas kehidupan agung membentuk. CA CAhya cipta-budi kabeh. Cahya cipta-budi menyeluruh. RA RAsa jajag tyas anggung. Rasa mendasar dalam hati selalu. KA KArsa lancar manrus ngugemi. Berkehendak lancar terus menerus dan berpegang teguh. DA DAden tuhu ucapnya. Menyalakan api setia pada ucapannya (jujur). TA TAnsah hamemayu. Senantiasa menjaga dan berbuat baik. SA SArwindra muji Hyang Suksma. Serba perasa, berfikir dan beribadah kepada Tuhan. WA WAntu dahat mangunah Gusti kapundhi. Tak hentinya untuk selalu menggapai ridho Tuhan dan memujaNya. LA LAntip ruming nestapa. Dengan bijaksana dan semerbak harumnya rasa keprihatinan. PA PAndomira condhong anggung eling. Pedomannya cenderung senantiasa waspada dan sadar diri. DHA DHAmang catur sangkan paran kwawa. Memahami makna asal mulanya dan bagaimana mampunya. JA JA lirwa ing saancase. Jangan lengah akan semua tujuan dasar semula. YA YA ngayogya tinuntun. Yaitu patut dilakukan dengan bimbingan. NYA NYAng karya tamaning dumadi. Kearah kebajikan hidup dan rasa kemanusiaan. MA MArma tinata mbaka. Maka diatur dengan sistematis. GA GAyuh hanyadarum. Cita-cita yang menyeluruh. BA BAkal adi tyas sakeca. Akan membuat indah dan senangnya hati. THA THArik ning jalmo eling jatining urip. Tata kecerahan fikir manusia akan hidup sejati atau sejatinya hidup. NGA NGAngkah ningrat nunggal Hyang. Menggapai keheningan tingkat atas alam menyatu dengan TUHAN. Contoh 2 : Aksara Jawa Bahasa Jawa Bahasa Indonesia HA HAng, Hing, Hung, Heng, Hong. Sabdaning Angin (Howo kang obah). Sesuatu yang awal. Sebab-akibat dari sabda kehidupan. NA Nitahake, nganakake, ngayomi, lan nyirnakake. Menciptakan, memelihara, dan Menghancurkan. CA CAhya, nanging cahyaning Tejo. Cahaya dari intisari Cahaya (Cahaya Tuhan). RA RAsa, nanging rasaning Urip. Rasa sejati sang hidup. KA Karsa, nanging karsaning Urip. Kehendak sejati sang hidup. DA DAtan sirna sejatining Urip. Sejatinya Hidup tidak akan pernah sirna (Hidup itu kekal). TA Tumitis awit titis. Terlahir karena kehendak yang benar dan dikehendaki. SA SAri rasaning sagung gumelar. Sari kehidupan alam semesta. WA Wandita, wahana kang winadi lan wola-wali. Sesuatu yang unggul, penuh misteri dan sistematis serta dinamis. LA Lumaris, lumaksana datan kendat awit jantraning jagad. Semua berjalan dinamis sesuai dinamika atau kodrat alam. PA PAntio, papan, sasana. Alam tempat Hidup dan kehidupan. DHA DHAwuh, sabda, pangandika. Firman dan sabda Tuhan JA JAgad cilik lan jagad gede. Alam semesta meliputi mikrokosmos, dan makrokosmos. YA Yekti, sejati. Betul-betul sejatinya hidup dan kehidupan. NYA NYAwiji, manunggal. Menjadi satu kesatuan. MA MArmo. Menjadikan sebab dan akibat. GA GAntio, owah, obah. Perubahan yang dinamis. BA Binuka, kagelar. Terbuka dan tergambar dengan adanya alam semesta. THA THukul, semi. Selalu tumbuh dan bersemi. NGA NGAkasa, Awang-uwung. Menuju alam awang-uwung (back hold life) menyatunya Sang Hidup dan Sang Maha Hidup. Makna filsafat aksara Jawa seperti dua contoh tersebut sangat banyak dan beragam. Beda orang, beda paham/keyakinan dan beda daerah, beda pula pemahaman atau penjabaran mereka dengan sistem akronim (singkatan), sehingga kadang cenderung terkesan gathuk-mathuk. Karena prinsip dasar dalam budaya Jawa adalah “kasunyatan dan tinemu ing nalar” (ilmiah dan rasional), bukan sekedar gathuk-mathuk. Sekarang kita coba memahami makna filsafat aksara Jawa dengan metode atau paradigma lain. Aksara Jawa Makna Dasar Makna Bebas HA, NA, CA, RA, KA Ono utusan (ada utusan). Apapun dan siapapun yang ada di alam semesta ini (makrokosmos dan mikrokosmos), semua adalah utusan Tuhan. Sehingga manusia, hewan, tumbuhan, virus, tanah, air, api, udara, mahkluk permanen, semi permanen, abstrak, dll. semua adalah utusan Tuhan. DA, TA, SA, WA, LA Datan bisa swala (tidak bisa menolak kodrat dan takdir Tuhan). Semua utusan tadi tidak mampu menolak dari semua kehendak Tuhan, sehingga sebagai utusan Tuhan harus menjalankan kodrat alam yang merupakan manifestasi dari kekuasaan Tuhan. Contoh : manusia harus menjalankan kodrat dan takdirnya sebagai manusia, ikan harus menjalankan kodrat dan takdirnya sebagai ikan, burung harus menjalankan kodrat dan takdirnya sebagai burung, dll. PA, DHA, JA, YA, NYA Semua diberi kekuatan dan bekal sesuai dengan kodrat dan takdir sebagai utusan Tuhan. Untuk menjalankan kodrat dan takdirnya sebagai burung, burung diber i kekuatan dan bekal untuk bisa terbang, memilah biji-bijian tertentu untuk menjadi makanannya, dll. Ikan untuk menjalankan kodrat dan takdirnya sebagai ikan, ikan diberi kekuatan dan bekal untuk hidup didalam air, dll. Manusia untuk menjalankan kodrat dan takdirnya sebagai manusia, manusia di beri kekuatan dan bekal yang melebihi dari utusan lain. Sehingga manusia bisa sedikit merubah kodrat alam, contoh : Kodrat manusia tidak bisa terbang seperti burung tetapi manusia mampu merubah kodrat tersebut sehingga sekarang manusia mampu terbang, bahkan bisa melebihi tingginya burung terbang. Kodrat manusia tidak bisa hidup didalam air tapi sekarang manusia bisa hidup didalam air dengan peralatan selam. Kodrat malam adalah gelap tetapi manusia mampu merubah kodrat tersebut sehingga sekarang malam bisa menjadi terang. Dll. MA, GA BA, THA, NGA Urip iki bathangan (hidup ini adalah misteri dan teka-teki). Hidup ini merupakan misteri dan teka-teki dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga sebagai utusan Tuhan harus mampu mencari Jatidiri dan menjadi diri sendiri sesuai dengan kodrat dan takdirnya. Diharapkan kalau sebagai utusan Tuhan ,mampu mengerti Hidup Sejati tentu akan terjadi komunikasi yang intens antara Sang Hidup (utusan/caraka) dengan Sang Maha Hidup (Tuhan) Selain pemahaman tersebut diatas, ada makna lain yang sangat tinggi nilai filosofinya, yaitu : semua aksara Jawa “dipangku” mati dan akan berubah atau berganti makna maupun arti, kecuali aksara JA dan WA. Maksudnya : siapapun kita, apapun agama atau suku kita, apapun kedudukan kita, seberapa tinggi kekuasaan kita, seberapa tinggi kepandaian kita, kalau dipangku oleh situasi dan kondisi tersebut masih “mati” jiwa kita berarti kita belum JAWA. Dengan kata lain bisa diartikan JAWA adalah “sesuatu yang tidak pernah mati”, atau SPIRIT ALWAYS OF LIFE atau jiwa yang tidak pernah mati. Sehingga kalau kita betul-betul mempelajari Jawa akan kita temukan pengertian : Spirit Of Java (Jiwa Jawa), Javanese culture (Budaya Jawa), Javanologi (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jawa maupun budaya Jawa).

Senin, 29 September 2014

Bibit Dumadi

Bibit Dumadi

1. Bayi umur sebulan dilambangkan dengan huruf jo, disebut nukat ghaib, airnya nur mani, laut berupa layar putih, bangunannya kumalah yang berarti juga riris tangis.

2. Bayi umur dua bulan dilambangkan dengan huruf yo, disebut koat ghaib, airnya nur buat, lautnya rantai yang disebut juga kismo djati.

3. Bayi umur tiga bulan dilambangkan dengan huruf nyo, disebut rijalolah ghaib, airnya nur roso, lautnya kumolah, yang berarti juga Hyang Widhi.

4. Bayi berumur empat bulan dilambangkan dengan huruf mo, disebut rikmo djati. Airnya nur kumoro djati, lautnya bindari suci yang disebut juga Sang Hyang Adji.

5. Bayi berumur lima bulan dilambangkan dengan huruf go, disebut jo kumolo, airnya nur kismoyo, lautnya imoloyo, yang disebut juga Sang Hyang Brahma yang berwujud sedulur limo.

6. Bayi berumur 6 bulan dilambangkan dengan huruf bo, disebut roso hendro moyo, airnya nur cahyo, lautnya kumoro danu, yang disebut sebagai manu maningkem manunggale kawulo lan gusti dengan wujud rasa yang enam itu.

7. Bayi berumur 7 bulan dilambangkan dengan huruf tho, disebut waringin sungsang, airnya tali roso, lautnya madu nirmolo, yang berarti Heru Seto Jinggo Moyo Jati. Berwujud air ketuban dan ari-ari.

8. Bayi berumur 8 bulan dilambangkan dengan huruf ngo, disebut mayang kumoro sari, airnya manik gito, lautnya cupu purbo miseso yang disebut juga Jono Loko Jati, berwujud kakak tertua dan si bontot.

9. Bayi berumur 9 bulan dilambangkan dengan huruf wo, disebut Hendro Loko Jati, airnya nur tirto moyo, lautnya tak bertepi yang disebut pula Sastro Jendro Hayuningrat dengan wujud sadad tanpa sabdu. Setelah itu bayi akan lahir dan melihat terangnya dunia yang dilambnagkan dengan Bintang Johar sebagai kelahiran (dumadi ingsun), yang disebut pula bintang Al Ghoniyyu.
.
Pengertian Tentang Tempat Bersemayamnya Angkara Di Triloko Triloko (Jagat Telu) terbagi menjadi 3 yaitu:
Guru Loko (ada di otak),
Indro Loko (ada di hati)
dan Jono Loko (ada di syahwat/dzakar). Apabila nafsu angkara itu baru berada di otak (pikiran) maka keinginan orang itu adalah: drajat/ pangkat/ semat/ kramat. Bila nafsu angkara itu berada di Indro Loko (panca indra) maka orang itu akan mempunyai keinginan untuk menjadi yang paling unggul/ paling kuat (menange dewe). Dan ketika nafsu angkara itu berada di syahwat maka bisa dipastikan orang itu mempunyai tenaga yang super (sangat kuat). Dan yang terakhir apabila ketiga nafsu itu menyerang bersama-sam pada manusia, maka bisa diibaratkan manusia itu hidup dengan memelihara Dosomuko (seorang tokoh jahat dalam cerita Ramayana). Artinya kita semua akan merugi karena tidak akan bisa menerima wahyu/ wangsit / pepadanging Gusti, dan tentunya akan menjadi penghalang dalam menjalani kehidupan ini. Dan inilah yang bisa terjadi apabila manusia itu menjalankan /mencari ngelmu tanpa laku. (Ada pepatah jawa: Ngelmu iku kalakone kanthi laku.)
.
Sempurnanya Dumadi. Manusia itu harus dapat mengetahui keberadaan tirto pawitro mahening suci(air kehidupan yang bersih dan suci). Dimana sebenarnya itu berada dalam diri sendiri masing-masing. Dengan cara harus menempuh jalan lakyono yo (mati di dalam hidup) dan harus juga menengok ke alam lokantoro (antoro = batas), yaitu perbatasan antara alam halus dan alam kasar. Maka disana akan kita jumpai perwujudan yang menyerupai gumuk (rumah rayap yang membesar)/ tawon golek jumono, yaitu perwujudan dari saudara kita yang disebut kawah ari-ari (air ketuban). Golek jumono yaitu suatu perlengkapan hidup manusia, disana akan dijumpai persimpangan jalan (perempatan) yang merupakan wujud dari 4 cahaya: Cahaya berwarna merah adalah sumber amarah. Cahaya berwarna kuning adalah sumber kesenengan. Cahaya berwarna putih adalah sumber kesucian. Cahaya berwarna hitam adalah sumber kekuatan (energi). Dan apabila nanti manusia itu kembali kepada Gusti maka harus tetap memilih jalan suci, artinya akan dapat kembali kepada Gusti Yang Maha Suci.
.
Kunci Sangkan Paraning Dumadi
Hyang Sukmo Sejati, seksenono ingsun kirim gondo arum kang dak kirim sedulurku kang lahir bareng sedino kang dak sebut kakang kawah adi ari-ari, kakang mbarep adine wuragil. Kang adoh tanpo wangenan cedak tanpo senggolan, yo iku titipane wong tuwaku lanang lan wadon. Kakang kawah adi ari-ari moro tampanono kiriman gondo arum iki, dak suwun jumbuh dadi siji karo Sang Hyang Sukmo Sejati. (Hyang Sukma Sejati, saksikanlah aku mengirim wewangian yang aku alamatkan kepada saudara yang terlahir bersamaku yang saya sebut sebaga kakang kawah adi ari-ari, kakang sebagai si sulung dan adik sebagai bontot. Yang jauh tanpa wewangian dan yang dekat tanpa singgungan, yaitu titipan dari kedua orang tuaku laki-laki dan perempuan. Kakang kawah adi ari-ari segera terimalah kiriman wewangian ini, dan saya minta agar menyatu dengan Sang Hyang Sukma Sejati.)
.
Bibit Sangkan Paraning Dumadi.
Tes putih soko bopo, tes abang soko biyung, wujud gedong cagak papat lawange songo, gumantung tanpo centhelan isen-isene Hyang Sukmo Sejati. Lungguhe ono batinku kang suci, kanggonan wekasan urip sejati, kang aran dzat lan sifat weruh sak-durunge winarah, tetep madhep mantep langgeng sak kodrat ingsung, dadio sak ciptaningsun. (Bijih putih dari bapak dan bijih merah dari ibu, berwujud bangunan dengan tiang empat dan sembilan pintu, tergantung tanpa cantelan dan berisi Hyang Sukma Sejati. Bersemayam di batinku yang suci, sebagai awal hidup sejati, yang mempunyai dzat dan sifat weruh sak-durunge winarah, tetap setia dan taat bersamaan dengan diriku, dan jadilah apa yang kukehendaki.) Ngerti sak-durunge winarah adalah pepatah Jawa yang kira-kira berarti: dapat mengerti tentang beberapa hal sebelum ada yang memberi tahu.

Selasa, 16 September 2014

Pandawa dlm 5 jari

Pandawa Lima dikiaskan sebagai 5 (lima) jari tangan kita yaitu :
1. Ibu Jari (Jempol)
2. Jari Tekunjuk
3. Jari Tengah
4. Jari Manis
5. Jari Kelingking
             DESKRIPSI
1. Yudistira (Puntadewa)
Yudistira diibaratakan sebagai Ibu Jari (Jempol) yang merupakan kakak tertua yang menaungi dan sebagai contoh sopan santun dalam hidup, Yudhistira adalah salah satu karakter yang nerimo, dalam artian Yudhistira adalah orang yang selalu menyatakan, “silahkan” “monggo” dalam hal ini, masyarakat Jawa selalu menggunakan Ibu Jari atau Jempol untuk menunjukkan arah, (kesopanan), atau menyatakan persetujuan (sip, oke, kalo ini kayaknya menyeluruh ya ^_^)

2. Werkudoro (Bimasena)
Werkudoro atau Bimasena diibaratkan sebagai Jari Telunjuk. Werkudoro yang dalam pewayangan digambarkan sebagai raksasa, dikenal merupakan orang yang lurus dan terus terang (seperti Jari Telunjuk) walaupun keras dan apa adanya, bahkan dia hanya menggunakan Kromo Inggil kepada gurunya saja (Dewa Ruci). Bima dikenal sebagai orang yang keras dan berusaha mengingatkan dengan galak. Masyarakat kita, jika memarahi orang atau mengingatkan orang, akan menggunakan jari telunjuk yang teracung, simbolisme Bima yang sedang mengingatkan kesalahan kepada orang lain.

3. Arjuna (Janaka)
Arjuna diibaratkan sebagai Jari Tengah. Dalam kisah pewayangan Arjuna merupakan lelananging jagad (lelaki dunia) yang dikenal sebagai impian setiap wanita. Dalam pewayangan sebanarnya Arjuna tidak digambarkan sebagai orang yang tampan sekali, bahkan karena kegemarannya untuk keluar-masuk hutan, Arjuna digambarkan penuh brewok dan kasar tampangnya. Arjuna dikenal sebagai impian setiap wanita, karena dia mampu “menyenangkan” (hati) para wanita.

4. Nakula
Nakula diibaratkan sebagai Jari Manis. Sebagai kakak kembar dari Sadewa, Nakula sebenarnya lebih tampan daripada Arjuna, dan Nakula adalah simbol dari ketampanan, keindahan, dan keharmonisan. Oleh karena itu, cincin sebagai asesoris, dan sebagai lambang ikatan pernikahan, diletakkan di jari manis, sesuai dengan sifat Nakula yang tampan, indah dan harmonis.

5. Sadewa
Sadewa diibaratkan sebagai Jari kelingking. Adik terkecil dari lima bersaudara (Pandawa Lima) dan adik kembar dari Nakula, digambarkan sebagai wayang yang paling mampu membawa kestabilan dan kebersihan. Nakula bahkan di salah satu kisah, adalah satu satunya wayang yang mampu meruwat (membersihkan) Bethari Durga untuk kembali ke bentuk awal beliau (Dewi Uma). Jika dikembalikan ke fungsinya, hanya kelingking yang mampu membersihkan kotoran di tempat atau lubang yang tersembunyi (maaf: lubang hidung, telinga)