Awalnya Kahyangan Sadur Pada awalnya, saat Alam Semesta ini masih suwung [kosong], belum ada kehidupan, tidak ada bintang, tidak ada planet-planet, dan tidak ada unsur apapun, hanya terdapat sebuah sosok yang bernama Sang Hyang Ogra Pesti, wujud Beliau tidak kelihatan karena diselimuti oleh cahaya yang sangat berkilau.
Sang Hyang Ogra Pesti yang tak lain adalah Sang Maha Pencipta kemudian menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Bramana Wasesa Sang Hyang Bramana Wasesa, menciptakan sosok yg bernama Sang Hyang Toya Wasesa Sang Hyang Toya Wasesa, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wji Wasesa Jagad Sang Hyang Wiji Wasesa Jagad, menciptakan sosok yg bernama Sang Hyang Wasesa Jagad Pramana Sang Hyang Wasesa Jagad Pramana, menciptakan sosok yg bernama Sang Hyang Jagad Kitaha Sang Hyang Jagad Kitaha, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Atmana Sang Hyang Atmana, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Atmani Sang Hyang Atmani, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Arta Etu Sang Hyang Arta Etu, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wilangan Sang Hyang Wilangan, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Kasaha Etu Jagad Sang Hyang Kasaha Etu Jagad, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Tunggal Sang Hyang Tunggal, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wenang atau yang dikenal juga dengan nama Sang Hyang Podo Winenang Sang Hyang Wenang, menciptakan sosok yang bernama Sang Hyang Wening .
Berturut-turut dari Sang Hyang Ogra Pesti yang berputra Sang Hyang Bramana Wasesa sampai ke Sang Hyang Wening, semuanya tinggal di Kahyangan Alang-Alang Kumitir. Sang Hyang Wening atas seijin dari sang rama yaitu Sang Hyang Wenang kemudian menciptakan Kahyangan Manik Maninten yang letaknya di bawah Kahyangan Alang-Alang Kumitir dan juga menciptakan sebuah telur. Kemudian telur diremas dan pecah menjadi 3 bagian, dan semua bagian melayang-layang. Bagian pertama adalah kulit atau cangkang telur yang walaupun remuk dan retak-retak tetapi tetap melayang-layang, begitu juga bagian isi yaitu putih telur dan kuning telur, akan tetapi pada awalnya bagian putih telur dan kuning telur masih menyatu dan tersambung. Kemudian oleh Sang Hyang Wening, bagian cangkang telur disabda menjadi sosok yang bernama Batara Antiga atau nama lainnya adalah Teja Mantri. Setelah itu putih telur dan kuning telur dipisah oleh Sang Hyang Wening, dari putih telur disabda menjadi sosok yang bernama Batara Ismaya sedangkan bagian kuning telur yang masih melayang-layang kemudian ditangkap dan disabda menjadi sosok yang bernama Batara Manik Maya.  Batara Antiga Batara Ismaya Batara Manik Maya Ketiganya, yaitu Batara Antiga, Batara Ismaya dan Batara Manik Maya berparas sangat tampan dan tinggal rukun di Kahyangan Manik Maninten dan setelah itu Sang Hyang Wening kembali ke Kahyangan Alang-Alang Kumitir.
Batara Antiga adalah Dewa yang pertama kali mencoba untuk keluar dari Kahyangan Manik Maninten dan mencoba meniru kebisaan dari Sang Hyang Wening dgn melakukan berbagai sabda, karena kesalahan sabda maka terciptalah para lelembut yang jumlahnya sangat banyak. Dan dikarenakan para lelembut itu membutuhkan tempat, maka Sang Hyang Wening kemudian menciptakan Kahyangan Setra Ganda Layu yg letaknya ada di bawah dari Kahyangan Manik Maninten.
Setelah itu Sang Hyang Wening mengambil bagian dari Batara Ismaya dan disabda menjadi Batari Kanestren yang kemudian menjadi istri dari Batara Ismaya, juga kemudian mengambil bagian dari Batara Manik Maya dan disabda menjadi Batari Uma yang kemudian menjadi istri dari Batara Manik Maya.  Batari Kanestren Batari Uma Sedangkan Batara Antiga menjadi wadat [tidak mempunyai pasangan] dikarenakan beliau terwujud dari cangkang telur, suatu bagian yang tidak dapat menjadi makhluk hidup.
Dari pasangan Batara Ismaya dengan Batari Kanestren dan Batara Manik Maya dengan Batari Uma inilah awal terjadinya proses reproduksi atau mempunyai keturunan. Keturunan atau anak dari Batara Ismaya dengan Batari Kanestren adalah :
Batara Wungkuam
Batara Wrespati
Batara Yamadipati
Batara Surya
Batara Kuwera
Batara Kamajaya
Batari Darmanastiti
Batara Hananta Boga
Batara Baruna
Batara Wisnu
Batara Platuk Temboro. 
Batara Surya
Batara Kamajaya
Batara Wisnu
Keturunan atau anak dari Batara Manik Maya dengan Batari Uma adalah :
Batara Sambo
Batara Brama
Batara Indra
Batara Bayu
Batara Kala
Anoman 
Batara Sambu
Batara Brama
Batara Bayu
Kelak kemudian Sang Hyang Wening menciptakan pasangan buat putra-putri para Batara dan Batari itu dan menciptakan Kahyangan untuk mereka yang letaknya di bawah Kahyangan Manik Maninten tetapi di atas Kahyangan Sentra Ganda Layu.  Lalu dari para Batara dan Batari itu lahirlah putra-putri mereka yaitu para Dewa dan Dewi, kemudian dibuatkan oleh Sang Hyang Wening Kahyangan untuk para Dewa-Dewi itu yang letaknya di bawah Kahyangan dari para Batara-Batari dan di atas Kahyangan Setra Ganda Layu.
Para Dewa dan Dewi kemudian saling berpasangan dan lahirlah putra-putri mereka yaitu para Widadara dan Widadari, kemudian dibuatkan oleh Sang Hyang Wening Kahyangan untuk para Widadara-Widadari itu yang letaknya di bawah Kahyangan dari para Dewa-Dewi dan di atas Kahyangan Setra Ganda Layu. Para Widadara dan Widadari kemudian saling berpasangan dan lahirlah putra-putri mereka yaitu para Hapsara dan Hapsari, kemudian dibuatkan oleh Sang Hyang Wening Kahyangan untuk para Hapsara-Hapsari itu yang letaknya di bawah Kahyangan dari para Widadara-Widadari dan di atas Kahyangan Setra Ganda Layu. Para Hapsara dan Hapsari tinggal di Kahyangan yang bernama Kahyangan Suralaya, mereka dikenal juga dengan sebutan Dang Hyang atau Danyang.
Saat itu para penghuni di Kahyangan Setra Ganda Layu sudah terlalu banyak, banyak lelembut dan drubiksa [raksasa] yang memang tidak mengetahui nilai-nilai tataran mulai jahil dengan seenaknya mengunjungi Kahyangan Suralaya maupun Kahyangan lainnya. Hal itu yang kemudian membuat Sang Hyang Wening merencanakan untuk mulai menggelar jagad raya, dengan menciptakan Sela Matangkep atau Pintu Pengarip sebagai batasan dunia, jadi para penghuni Kahyangan Setra Ganda Layu tidak dapat lagi dengan seenaknya naik ke Kahyangan Suralaya dan Kahyangan-Kahyangan lain yang lebih tinggi.
Kamis, 11 September 2014
Gumelaring Jagad #1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar